"Pak, nanti kita naik pesawat ini ya!" (CERITA-NYA Project #14)

05.18

Oleh Ferry Fadli

Begitu terharu, dibalik candaan salah satu muridku dengan sorot matanya yang berbinar-binar sambil mengangkat hasil karya pesawat 4 dimensi yang dikerjakan oleh 15 orang muridku di kelas 6. Ya, ada impian yang tersirat mengapa mereka begitu bersemangat membuat karya di hari itu.

Pagi itu jadwalku mengajar pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di kelas 6. Aku pun telah menyusun agenda yaitu akan membuat karya kerajinan tangan yaitu “mebuat pesawat impian” dari karton. Lagi-lagi ada hal yang aku sadari pagi itu bahwa terkadang aku membatasi muridku sesuai dengan ide yang kutemui dan pagi itu terjawab bahwa anak-anak terkadang punya harapan lebih, ide yang lebih kompleks yang tak terfikirkan sebelumnya. Saat aku memasuki kelas, aku pun memberi salam, berdoa, lalu menyapa murid-muridku. “kelas 6”?....mereka menjawab dengan tepukan terlebih dahulu sebagai ciri dari kelas 6, prok-prok-prok...Siap!. begitu bersemangat mereka.

“Anak-anaku semuanya, pagi ini kita akan membuat pesawat impian dari karton ini, nanti kita tulis impian kita semua di sini dan kita terbangkan, siapp??" Lalu muridku terdiam dan berkata “Pak, kita bikin yang besar yok pak, pake kardus dulu biar nanti kayak pesawat beneran." Aku terdiam sejenak, astaga mereka berfikir sampai sejauh itu, ya mereka ingin membuat karya lebih baik. Bagaimana caranya nak? Padahal maksudku hanya melipat kertas karton besar dan membentuknya menjadi pesawat-pesawatan, sederhana pikirku. Mereka menjawab lagi “kita minta kardus di kantin bu Minah dan Bude Satuni pak, banyak kardusnya yang dibuang, itu nanti buat badan pesawatnya.” Dengan mengawali senyum aku berkata,”kalau begitu ayo kita bagi tugas Junaidi, Galih, Linda, Ifa, dan tomi kamu cari kardusnya ya nak, dan yang lain kita buat konsep pesawatnya dari karton."

Lima belas menit kemudian, kardus pun terkumpul  banyak sekali. Aku memantau mereka merancang dan saling berinteraksi. Begitu lucu dan mengharukan pemandangan mereka berkreasi pagi itu. Mereka saling bercanda dan sesekali berdebat karena berbeda pendapat dalam merancang pesawat mereka. “Kalian tahu Pak B.J Habibi tidak? Dia orang Indonesia yang punya keahlian buat pesawat loh, dia orang hebat. Kalian juga loh hebat bisa buat pesawat, siapa yang mau nanti buat pesawat untuk Indonesia?” kataku. "Saya!!!!" Mereka menjawab dengan sangat lantang dan kembali sibuk dengan proyek pesawatnya. Aku bersyukur dapat kesempatan bertemu mereka, menjadi guru mereka (ungkapku dalam hati)


Pembagian tugas pun begitu rapi. Beberapa ada yang membuat badan pesawatnya, membuat sayap, tulisan untuk “nama pesawatnya”, membuat bendera Indonesia untuk dipasang pada ekor pesawat. Inilah suasana gotong royong yang “sejak dulu jadi ciri bangsakita, Indonesia” dan moment-moment seperti inilah yang sangat pas untuk mengakrabkan anak-anak sejak dini tentang budaya ini.

Dua jam berselang, karya anak-anak muridku pun hampir selesai. Takjub, terpampang sebuah pesawat besar di dalam kelas dan tinggal dibalut kertas warna, dan ditempelkan “nama pesawatnya”. Mereka memberikan nama untuk karya mereka “Indraloka Airlines” yang diambil dari nama desa tempat kita tinggal yaitu desa Indraloka, Kecamatan Way Kenanga, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung. 

Lonceng berbunyi, murid-muridku dari kelas lain pun berdatangan untuk melihat karya apa yang dibuat oleh kakak kelas mereka. Kelas menjadi penuh sesak. Saya kumpulkan murid-muridku untuk mengatakan sesuatu. “Anak-anakku, saya sangat bahagia, tadi saya berfikir bahwa kita akan buat pesawat yang sederhana saja, tapi kalian memang anak yang hebat, kreatif, punya ide yang cemerlang, bapak bangga terhadap kalian, ayo kita beri tepuk tangan untuk kelas 6”. Horeee...weiiiii.........kelas begitu semarak dengan teouk tangan murid-muridku yang berdatangan lagi.

Pesawat itu pun dibawa kelapangan oleh murid-muridku untuk diperlihatkan ke semua warga sekolah. Guru-guru yang lain juga tertarik dan datang untuk melihat karya mereka. Ibu kantin pun turut ikut melihat. Wah, mereka membuat sesuatu yang unik hari itu. Beberapa muridku pun membawa pesawatnya dengan berlari keliling lapangan biar seperti pesawat sungguhan, yang terbang begitu kencang.


Suasana sekolah begitu meriah dibalut gelak tawa kebahagiaan. Tiba-tiba murid-muridku mendekat membawa pesawatnya dan salah satu anak berkata padaku, “Pak, nanti kalau liburan kita jalan-jalan naik pesawat ini ya pak!”. Astaga, anak-anakku ini punya impian ingin sekali merasakan rasanya naik pesawat. Semangat nak, pasti bisa!, terus bermimpi, terus sekolah dan tetap rajin belajar. Hari ini aku dapat pengalaman berharga, sebuah ketulusan dan mimpi anak-anak muridku di desa Indraloka yang tinggi. Kalian hebat nak semoga tuhan mewujudkan mimpi-mimpi kalian. Amin. (*)

*Penulis adalah Pengajar Muda 7, Gerakan Indonesia Mengajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung.
**Foto adalah dokumen pribadi penulis. 

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images

Subscribe