Catatan Harian: Ujian dan Kebiasaan Baru
01.51
bismilllahiirrahmannirrahim..
Salam dongeng! :)
Hai kakak-kakak! Maaf karena baru update blog lagi. :) Ini adalah catatan harian saat RDM ramadhan lalu. Walaupun udah lampau, semoga catatan ini masih fresh untuk dibaca dan diambil hikmahnya. Tidak semuanya yang kami lalui di RDM memunculkan senyum dan tawa. Ada kalanya ketika pasukan RDM hanya dua orang yang datang. Termasuk yang terjadi pada catatan ini. Tapi lebih dari itu, ini bagian dari pembelajaran kami.
Terimakasih atas waktunya untuk menyempatkan membaca. Mari membaca! :D
.....................
Terimakasih atas waktunya untuk menyempatkan membaca. Mari membaca! :D
.....................
.....................
Ya,
bukan hanya kaum muslim yang diwajibkan berpuasa. Umat-umat beriman terdahulu
juga diwajibkan berpuasa, seperti ditegaskan dalam surat diatas.
Ada
yang berbeda dari Ramadhan tahun ini. Tidak seperti Ramadhan sebelumnya, tiap siang
selalu saja ada yang memanggil-manggil namaku. Siapa lagi kalau bukan pasukan
RDM, julukan yang kami berikan pada anak-anak Rumah Dongeng Mentari (RDM).
“Mbak Ayu... Mbak Arum... ,” teriak Rio, salah satu pasukan
RDM. “Yaya, sebentar.., ” jawabku. Bergegas aku langsung membukakan pintu
sebelum terdengar teriakan yang lebih keras lagi.
Sambil
tersenyum, aku menyapa mereka. Tapi, kali ini pasukan yang datang tak sebanyak
biasanya. Suara keras yang aku dengar tadi ternyata hanyalah suara Rio seorang,
hmm. Kemudian disusul Lina datang. Sambil menunggu teman-teman yang lain , aku
memperbolehkan mereka meyalakan komputer untuk menggambar atau bermain. Lima
belas menit berlalu, tidak ada tanda-tanda anak datang. Kebetulan hari itu aku
mengajar sendirian. Mbak Arum ijin datang telat karena sedang ada urusan
dikampusnya. Aku mulai bertanya-tanya dalam hati “Masak iya yan datang Cuma 2
orang?”
Akhirnya aku putuskan untuk segera memulai kegiatan hari
itu. Ya, hanya kami bertiga. Namun, kegiatan harus tetap berjalan, setidaknya
mereka yang datang sudah berniat baik dan meluangkan waktu sehingga akupun tak
akan menyiakan begitu saja.
Seperti biasa, berdoa menjadi awal dimulainya kegiatan.
Tanpa persiapan, aku menyodorkan kertas untuk Lina dan Rio. Namun, sebelum itu,
kami saling bercerita tentang pengalaman-pengalaman mengesankan saat puasa. Rio
bercerita tentang ketidakpuasaannya dan Lina bercerita tentang kegiatannya
dirumah.
Kebiasaan ini insyaAllah akan selalu kita ajarkan kepada
mereka, calon penerus bangsa. Memberikan waktu untuk bercerita dan kita menjadi
pendengar yang baik saat mereka sedang mengungkapkan kisahnya.
(Ayu-handwriter)
(Ayu-handwriter)
0 comments